Press ESC to close

Review Final Fantasy VII Rebirth, Eksplorasi Dunia Baru RPG Klasik yang Lebih Luas

Final Fantasy VII Rebirth adalah game terbaik untuk memulai tahun 2024—meskipun rilisnya akhir Februari, tapi masih masuk awal tahun, kan? Banyak banget hal baru di sekuel kedua remake dari Final Fantasy VII ini. Mulai dari karakter, combat system, bahkan jalan ceritanya yang menimbulkan rasa penasaran.

Petualanganku mengikuti Cloud and the gang di Final Fantasy VII Rebirth selama 120 jam akhirnya tuntas. So far, ini adalah game Final Fantasy terlama yang aku mainkan. Alasannya karena seru, seru, seru! Menikmati momen bernostalgia dengan versi klasik namun ala modern sampai mengulik banyak hal baru yang bikin aku betah memainkan game ini. Penantian mengikuti sekuel kedua the remake series terbayarkan. Bisa dibilang, Game of the Year yang diperoleh Final Fantasy VII Rebirth sebagai the most anticipated game ini beneran well-deserved karena memang penantian kami—atau lebih tepatnya aku hahaha—diwujudkan oleh Square Enix. Nggak nyesel nunggu lama.

Final Fantasy VII Rebirth
Final Fantasy VII Rebirth

Nah, aku mau cerita ngalor ngidul soal Final Fantasy VII Rebirth ini. Anggap aja cerita biasa, karena kalau review juga kayaknya kurang cocok, soalnya banyak banget yang ingin ku ceritakan saking puasnya dengan game ini. Bahkan sampai jadi 4 halaman, hahaha! So, here we go!

Harap diperhatikan tulisan ini mengandung SPOILER!

Plot Cerita

Final Fantasy VII Rebirth merupakan chapter kedua dari seri remake-nya. Pada part pertama atau sebelumnya, Final Fantasy VII Remake, fokus pada perjalanan Cloud and the Avalanche gang di area Midgar untuk menyelamatkan Aerith dari laboratorium Shinra yang kemudian terjadi pertemuan singkat dengan Sephiroth. Lalu, di part keduanya ini perjalanan Cloud dan kawan-kawan memasuki babak baru, yaitu perjalanan mereka di luar Midgar untuk fokus mengejar Sephiroth.

Perjalanan dimulai dari kota terdekat Midgar, yaitu Kalm. Di kota kecil ini Cloud menceritakan kepada teman-temannya tentang masa lalu dia ketika bergabung di SOLDIER, pasukan elit Shinra, di bawah arahan Sephiroth yang merupakan seniornya pada masa itu. Ia menceritakan bagaimana seorang Sephiroth yang dulunya sangat loyal dengan Shinra hingga kemudian menjadi villain yang berambisi menguasai Planet atau dunia yang kini tidak ada seorangpun tahu di mana keberadaan Sephiroth. Namun, mereka menemukan cara yaitu dengan mengikuti arah jalan para korban terdampak degradasi Mako (the hooded men), karena mereka terus menyebut hal-hal yang berkaitan dengan Sephiroth, seperti mengucapkan kata ‘homecoming’. The hooded men ini kemudian mengantarkan Cloud and the gang kepada Sephiroth mulai dari berkeliling benua hingga akhirnya diketahui keberadaan villain utama ini ada di belahan utara dunia.

Baca Juga  Game Wrap Up 2023 versi Playstation

Yha, kurang lebih intinya seperti itu. Sekelompok orang yang sedang mengejar penjahat. 🤗

Open-world masif, lebih luas, lebih seru!

Penasaran dan ekspektasi tertinggiku terhadap Final Fantasy VII Rebirth terletak pada dunia yang akan dijelajahi oleh Cloud and the gang. Menonton trailer aja buatku enggak cukup. Sebab, dunia di Final Fantasy VII OG itu kan cukup luas, sedangkan di Final Fantasy VII Remake sebelumnya kita hanya diajak berkeliling Midgar yang areanya bisa dibilang kecil banget. Dan ternyata, dunia yang ditawarkan Square Enix pada Final Fantasy VII Rebirth melebihi ekspektasiku!

Grassland, Junon, Corel, Gongaga, Cosmo Canyon, bahkan area antah berantah di utara dan lautan Meridian bisa dijelajahi dengan bebas. Seketika aku jadi ingat dengan Final Fantasy XV yang menawarkan area open world yang luas, di mana bisa berkeliling dan berinteraksi dengan kontur daratan di sekitar. Padahal, ekspektasiku sebenarnya kurang lebih seperti Final Fantasy XVI, yang meskipun map-nya terlihat luas namun untuk area jelajahnya kurang lepas karena lebih banyak menerapkan sistem titik pindah lokasi.

Aku masih ingat betul ketika ke luar dari Kalm dan menginjakkan kaki di area Grassland, reaksiku mungkin sama seperti karakter yang kagum dengan area baru di sekitarnya. Memulai perjalanan dengan pemandangan yang segar sekali dan cerah berwarna jadi merasa sangat fresh dibandingkan dengan Midgar yang suram. Butuh waktu sekitar 5 jam untuk menjelajahi seluruh area Grassland sembari melakukan side quests. Ini baru area Grassland, tunggu sampai tiba di wilayah lain karena akan menemukan banyak hal baru yang lebih menarik karena setiap region punya khasnya masing-masing layaknya bumi dengan benua dan pulau yang punya iklim lingkungan yang berbeda. Misalnya, Junon yang cenderung kering, Costa del Sol yang sangat cerah, atau Gongaga yang berada di sekitar hutan tropis.

Cloud di Grassland, Chapter 1
Cloud di Grassland, Chapter 1

Pada area open world tersebar menara-menara yang tidak hanya mengantarkan kita menuju misi utama, tetapi juga membuka berbagai macam side quests di area sekitarnya. Menara ini disebut sebagai World Intel yang jika diaktifkan akan membuka titik-titik lokasi penting di sekitarnya, seperti Lifesprings, Divine Intel, Moogle Intel, Fiend Intel, Classified Intel, Excavation, dan Protorelics (yang akan mengantarkan ke optional super boss Gilgamesh). Adanya sentuhan teknologi modern ini tentu saja berkat kehadiran Chadley yang akan menuntun Cloud menjelajahi dunia di Final Fantasy VII Rebirth. Meskipun dia akan berisik di sepanjang perjalanan terutama saat kita bereksplorasi membuka World Intel, tapi Battle Simulators dan dagangan materianya sangat membantu. 👍

Baca Juga  [Part 2] Game Review: Final Fantasy XV, Dunia Cerita dan Lainnya

Berjelajah open world tentu saja kurang lengkap tanpa kehadiran Chocobo! Unggas khas Final Fantasy satu ini hadir dengan mekanisme yang berbeda, yaitu mereka punya ability khusus sesuai dengan habitat wilayahnya masing-masing. Misalnya, Chocobo di Junon punya kelebihan bisa berjalan secara vertikal di dinding-dinding tertentu, Chocobo di Gongaga bisa melompat tinggi lewat jamur yang ada di sekitar hutan, atau yang habitatnya di sekitar Cosmo Canyon bisa melebarkan sayap dan terbang lebih lama. Mereka juga punya warna bulu yang berbeda-beda! Belum lagi kita akan bertemu dengan Chocobo kicik dengan bokong batok kelapa dan sehelai tumbuhan yang tersebar di banyak tempat sebagai penunggu halte. Chocobo kicik ini akan memanggil-manggil kita untuk meminta bantuan mendirikan tiang halte Chocobo yang tergeletak di sebelah halte tersebut. Lebih menggemaskan lagi kita bisa menginstruksikan Cloud untuk mengelus-ngelus atau mencubit pipi si little Chocobo ini. Gemas!

Kekaguman dengan open world semakin menjadi di paruh akhir cerita yang ditandai bertemunya dengan Cid dan Tiny Bronco andalannya. Mulai dari penerbangan yang agak menakutkan sampai akhirnya bisa mengarungi lautan luas Samudera Meridian! Ini aku juga enggak expect bakalan bisa mengarungi lautan luas ini karena aku pikir area laut bisa di-skip aja gitu seperti pada saat menaiki kapal menyebrang dari Junon ke Costa del Sol. Benar-benar open world yang selalu pengin bilang “wow” ketika menemukan sesuatu yang mengejutkan di setiap chapter dan areanya.

World Map Final Fantasy VII Rebirth
World Map Final Fantasy VII Rebirth

Square Enix benar-benar serius menggarap proyek ini dan seberusaha itu menjaga ekspektasi penggemar setianya. Final Fantasy VII Rebirth dengan open world-nya yang sungguh luas itu tak melupakan bangunan penting yang memorable dari game lawasnya. Ini terlihat dari penyajian kota dan landmark khas yang berhasil bikin aku seperti kembali ke masa lalu mengunjungi tempat-tempat itu dengan tampilan lebih modern dan skala yang lebih real. Melihat meriam raksasa Junon yang megah, berputar-putar mengitari railroad track di pegunungan Corel, memandangi tebing gunung lancip di Nibelheim, menyaksikan planetarium di Cosmo Canyon, hingga hingar bingar di Gold Saucer terutama Haunted Hotel-nya yang nuansa horornya dapet banget. Sangat memuaskan! Nostalgianya begitu terasa, namun kali ini dengan pengalaman yang lebih real, karena kalau dulu kan bentuknya polygon atau semacam kotak-kotak gitu, ya. Kalau sekarang di Final Fantasy VII Rebirth lebih mantep, pokoknya lebih!

Baca Juga  Game Review: CRISIS CORE –FINAL FANTASY VII– REUNION